Jumat, 13 Juli 2012

Menyambut Bulan Ramadhan

                                Seringkali kesibukan dan gegap-gempita dunia membuat kita lupa dengan akhirat. Kini, beberapa hari lagi Ramadhan, bulan shaum itu akan menyapa kita. Ya, kedatangannya setahun sekali, selalu membuat jiwa-jiwa beriman merindukan dan menanti-nantikannya. Karena banyak bonus kebaikan dari Allah di dalamnya bagi kaum yang mau berpikir dan beramal, sesibuk apapun dirinya.
Nah, bagi kita yang beriman dan rindu dengan datangnya bulan suci ini, tentu tengah mempersiapkan diri dengan berbagai persiapan. Lalu apa persiapan utama agar kita gembira dan mengoptimalkan nuansa keindahan beribadah kepada Allah di dalamnya? Berikut beberapa di antaranya:



1. Taubat.
Ya segera bertaubat dan memperbaharuinya. Dengan bertaubat sesegera mungkin, Insya Allah kita akan mudah menyambut Ramadhan dan mengisi amalan-amalan shalih di dalamnya. Bertaubat dari segala dosa yang selama setahun ini tanpa disadari telah mengotori jiwa dan hati kita, sehingga membuat hati kita menjadi keras dan kebal terhadap kebaikan dan kebenaran.
2. Berdoa "Ya Allah, sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan."
Kita patut untuk menyambut Ramadhan dengan berbagai persiapan. Menyambut Ramadhan tak ubahnya seperti menyambut waktu yang singkat namun penuh dengan manfaat. Berbagai rahasia kebaikan Allah terdapat di sana. Bukan karena kita ingin mendapatkan bonus dan THR (tunjangan hari raya yang berlipat). Bukan karena peluang memanfaatkan perdagangan di pasar-pasar. Apalagi bermalas-malasan di dalamnya lantaran di kekang oleh rasa dahaga dan lapar. Bukan. Tapi karena kebaikan yang Allah tebarkan di muka bumi ini sehingga membuat siapa saja yang beriman akan merasa mudah melakukan berbagai kebaikan.
3. Membuat Planning dan Program Untuk Memanen Pahala.
Dr. Yusuf Qordhowi mengatakan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan panen pahala. Ya, karena di dalamnya sudah Allah mudahkan dan murahkan. Apapun itu bentuk kebaikannya. Sudah mudah dilakukan berlipat pula ganjaran pahalanya. Momentum yang tidak terdapat di bulan-bulan lainnya. Subhanalloh.
Tapi, tentu saja agar kita bisa meraup pahala yang demikian besar di bulan Ramadhan, maka kita harus jauh-jauh hari membuat perencanaan kebaikan agar kebaikan kita itu bermanfaat buat orang lain dan berpahala besar bagi diri kita.
Programlah untuk bisa mengkhatamkan al-Qur'an lebih dari 3 kali misalnya dengan mengejar tilawah al-Qur'an anda dari sekarang.
Programlah untuk bisa bersedekah lebih banyak di bulan ini, karena semakin murah tangan kita dalam memberi maka akan semakin murah pula rejeki kita.
Programlah diri Anda untuk memanfaatkan ilmu anda untuk diberikan kepada orang lain dan mempelajari ilmu.
Programlah dengan berbagai macam perencanaan besar lainnya. Insya Allah pada waktunya kita akan panen di saat-saat terakhir hidup kita.
4. Menghentikan Sifat Permusuhan dengan Orang Lain.
Sebagian besar umat Islam di Indonesia, hanya sadar berdamai dengan orang yang dimusuhi dan dibencinya ketika ingin masuk bulan Ramadhan. Tapi sayang, sikap itu luntur dan berlanjut lagi ketika usai Ramadhan dan seterusnya.
Padahal, Ramadhan menggembleng jiwa kita untuk selamanya melawan sifat permusuhan yang merupakan sifat setan, la'natullah alaihi itu.
Betapa indahnya kalau kita masuk ke bulan Ramadhan dengan hati yang bersih, tanpa dendam dan menyambutnya dengan lapang dada dan penuh keridhoan.
5. Memperbanyak Ibadah Sunnah dan Ketaatan.
Tapi bukan berarti meninggalkan yang wajib-wajib. Justru yang wajib-wajiblah yang lebih harus ditingkatkan. Taat dalam arti memperbanyak hal-hal yang bisa mendekatkan diri kepada Allah swt. Bagaimana tidak, rahmat Allah ditebarkan ke bulan Ramadhan ini. Bentuknya salah satunya kemudahan dalam berbuat kebajikan dan gampangnya menjauhi dosa dan kemaksiatan.
Sebaliknya, apabila di bulan Ramadhan saja kita sulit untuk melakukan ketaatan, apalagi di bulan-bulan lainnya?!
Apabila di bulan Ramadhan saja kita mudah tergoda melakukan dosa, apatah lagi di luar bulan Ramadhan?!
Tapi umumnya, memang rahmat dan kasih sayang Allah membuktikan bahwa di bulan penuh rahmat ini lebih dominan ketimbang murka-Nya. Itu dikarenakan rahmat-Nya mengalahkan kemurkaan-Nya yang berlaku pada hamba-hamba-Nya.
Jadi, mari kita ucapkan: "Ahlan Wa Sahlan Yaa Ramadhan, selamat datang wahai bulan kebaikan."
Wallahu A'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar