Rabu, 01 Februari 2012

Inspirasi Kehidupan

Inspirasi kehidupan
Setiap  orang tentu punya tokoh panutan. Tidak jarang  tokoh panutan itu dijadikan contoh atau inspirasi bagi seseorang dalam menjalani hidupnya. Baik dari zaman kenabian hingga zaman modern seperti sekarang ini, tokoh-tokoh itu datang silih berganti.
Tulisan ini khusus saya dedikasikan buat mbak Yuli, karena beliau masuk dalam daftar 10 orang tokoh yang sedikit banyak mempengaruhi kehidupan saya setelah Anis Matta. Perempuan asal Bonjonegoro ini cukup banyak mempengaruhi kehidupan saya diera tahun 2003/2004, terutama dalam hal riayah dan tarqiyah SDM/kader, strategi politik, dakwah fardiyah  dengan berbagai atributnya dan juga sikap luwes dengan siapapun. Selain itu mbak yuli pandai menyembunyikan masalah pribadinya, dan terus menyemangati serta membimbing junior-juniornya. Walaupun sebenarnya agak rapuh.
Hal lain yang menginspirasi saya adalah totalitasnya terhadap amanah, tidak mudah putus asa, visioner, tegas-trengginas,  semangatnya dan sifat sangat pedulinya terhadap kader. Tapi sifat baik yang tidak saya adopsi sepenuhnya adalah sifat “Lilin”nya. Ia memberi cahaya, tapi membakar dirinya hingga habis dan lilin itupun tak bisa memberikan cahaya lagi. Saya mencoba menyiasati sifat lilinnya ini dengan sumber cahaya dan energi berbeda, sehingga bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, seperti matahari.
Semoga kumpulan kata-kata yang berserakan ini mampu menyemangatimu kembali, menggalang asa yang pernah kita diskusikan dalam rapat-rapat kecil, di hari-hari yang panjang di era 2003/2004. Bersama yang lain kita sedang membangun istana, dengan peran berbeda dan terus bergerak dikedalaman peradaban. Ketika takdir itu datang, kita harus siap dan mempersiapkan diri dengan berbagai ilmu dan pengalaman.
Jika suatu saat nanti energi itu hilang lagi, baca kembali tulisan ini. Sama sepertiku yang terus mengenang mimpi-mimpi itu, merawatnya, menjagannya, dan mulai membangunya, serta mewariskan mimpi-mimpi itu pada generasi-generasi baru.
Akhirnya aku ingin berbagi puisi ini dan semoga menginspirasi….
Saudaraku, kau tahu bencana datang lagi
Porak lagi negeri ini
Hilang sudah selera orang-orang untuk mengharap
Sementara jiwa-jiwa nelangsa itu
Sudah berbaris-baris memanggil-manggil
Keluarlah-keluarlah saudaraku
Dari nikmat kesendirianmu
Satukan kembali hati-hati yang berserakan ini
Kumpulkanlah kembali tenaga-tenaga yang tersisa
Pimpinlah dengan cahayamu kafilah nurani yang terlatih
Di tengah badai gurun kehidupan
Keluarlah keluarlah saudaraku
Berdirilah tegap di ujung jalan itu
Sebentar lagi sejarah kan lewat
Mencari aktor baru untuk drama kebenarannya
Sambut saja dia
Engkaulah yang ia cari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar