Demo buruh Bekasi yang memblokir jalan tol Cikampek, sejak Jumat pagi hingga sore hari tanggal 27/01/12, diperkirakan menimbulkan kerugian miliaran rupiah. Kerugian itu, antara lain akibat terganggunya arus ekspor, waktu produksi yang hilang, dan hilangnya pemasukan bagi pengelola jalan tol.
Haryadi B. Sukamdani, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Pengupahan mengatakan, pihaknya tidak bisa dengan tepat memverifikasi angka yang tepat soal potensi kerugian tersebut. "Tapi miliaran itu pasti," katanya, di Jakarta, Jumat (27/1).
Menurut dia, angka kerugian bisa tinggi karena demo buruh tersebut telah menghambat pengiriman barang. Apalagi, Bekasi merupakan kawasan utama ekspor. Selain itu, kerugian disebabkan waktu produksi yang hilang akibat pekerja yang berdemonstrasi. "Padahal biaya operasi 'kan jalan terus," katanya.
Sementara itu, Mulyadi Djaya, Committee of Manpower, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), mengatakan perusahaan industri tekstil di wilayah Bekasi juga cukup banyak yang merugi akibat demo tersebut.
"Di kawasan berikat cukup banyak ada 50-an perusahaan anggota industri tekstil, bahkan ada ratusan industri," kata Mulyadi.
Dia mengatakan, kerugian akibat demo ini yang diderita oleh industri tekstil belum dapat dihitung. Namun Mulyadi memperkirakan kerugian bakal mencapai miliaran rupiah. "Terutama kalau ekspor kita nggak bisa kirim," ujarnya.
Sekjen Asosiasi Pengusaha Industri Alas Kaki Indonesia (Aprisindo) Binsar Marpaung menyatakan hal senada. Menurut dia, pengusaha sepatu/sendal diperkirakan mengalami kerugian hingga miliaran rupiah akibat berhentinya proses produksi alas kaki tersebut.
"Efek gangguan produksi, alas kaki akan terhambat, ini akan merugikan pengusaha dan buruh, bisa miliaran," kata Binsar.
Dikatakan, meski anggota Apresindo lebih banyak di wilayah Tangerang dan Banten, namun ada beberapa perusahaan yang juga berada di wilayah Bekasi. Demo tersebut mengakibatkan keterlambatan penyerahan barang yang harus dikirim melalui udara.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga Tbk Okke Merlina mengatakan, potensi kerugian pihaknya selaku pengelola jalan tol Jakarta-Cikampek akibat pemblokiran itu masih dalam perhitungan. Lalu lintas harian di ruas itu per hari mencapai sekitar 300 ribuan kendaraan.
"Belum lagi, kemacetan berdampak juga kepada Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) yang terkoneksi dengan Jalan Tol Jakarta -Cikampek," katanya di Jakarta, kemarin.
Dikatakan, ekor kemacetan dari arah Cikampek mencapai panjang dua kilometer. Sementara dari arah Jakarta ekor kemacetan mencapai sekitar Bekasi Barat. Menurut Okke, pemblokira oleh massa buruh dilakukan sejak pukul 08.30 WIB. "Massa buruh memblokir Jalan Tol Jakarta-Cikampek di KM 30.800 dua arah Jalur A (Arah Cikampek) dan Jalur B (Arah Jakarta)," katanya.
Jasa Marga telah berusaha mengeluarkan arus lalu lintas yang datang dari Jakarta di Gerbang Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur. Sedangkan arus lalu lintas yang datang dari Cikampek dikeluarkan di Gerbang Tol Cikarang Timur, Karawang Barat dan Karawang Timur.
Dikatatakan, upaya membuka pemblokiran itu sudah dilakukan pihaknya bersama aparat kepolisian, namun hal itu terus berlanjut. Bahkan pada pukul 12.00 WIB, buruh bersama-sama melakukan Shalat Jumat di jalan tol. Jalan tol baru berangsur-angsur normal kembali setelah para buruh membubarkan diri sekitar pukul 17.00 WIB. (A-78/A-89)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar